PBL sebagai Metode Pembelajaran pembelajaran memiliki perbedaan dengan Metode Pembelajaran lainnya ini terlihat dari proses pembelajarannya, yang selalu di awali dan fokus pada masalah. Pada proses pembelajaran aktif dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dan merefleksi apa yang mereka pahami terkait dengan materi yang diberikan (Masitoh & Fitriyani, 2018). Adapun penelitian sebelumnya yang telah menggunakan PBL sebagai metode pembelajaran diantaranya PBL mempengaruhi; minat belajar dan pemahaman, berpikir kritis, komunikasi matematis dan pemecahan masalah, serta Self Eficacy (Muhson, A., 2009; Wulandari, N. and Damris, M., 2011; Fatimah, F., 2012; Sariningsih, R. and Purwasih, R., 2017. Pembaharuan dalam penelitian ini adalah memadukan antara Pembelajaran yang berbasis TIK merupakan sebuah proses pembelajaran yang dalam prosesnya melibatkan TIK sebagai sarana dalam mencapai tujuan proses perkuliahan khusus. Dan penelitian sebelumnya yang telah menggunakan media TIK dalam pembelajaran diantaranya TIK dapat meningkatkan; hasil pendidikan jarak jauh, pemahaman, kualitas pembelajaran (Hardhono, A.P., 2002; Nuraeni, N., Fitrajaya, A. and Setiawan, W., 2010; Ismaniati, C., 2010).
TIK sendiri tidak hanya segala hal yang terkait dengan komputer dan internet melainkan media dan komunikasi lain video radio kaset audio yang berbasis dan terintegrasi (Akhmadi & Qurohman, 2018). Sehingga terlihat TIK pada beberapa metode pembelajaran ,strategi pembelajaran yang dibuat oleh dosen sangat diperlukan (Nasir & Hasmar, 2018). Dan sumber belajar dalam proses perkuliahan sangat diperlukan sehingga perlu dilakukan untuk penelitian untuk melihat prosentase keberhasilan dan perbandingannya dalam sebuah penelitian tindakan kelas terkait dengan metode pembelajaran yang terintegrasi TIK.
Analisis data di tampilkan dalam bentuk tabel nilai setelah dilakukan pengambilan data. Proses analisa yang digunakan adalah kuantitatif, jadi dengan melihat nilai hasil belajar serta nilai rata-ratanya kemudian menghitung tingkat ketuntasannya dalam bentuk prosentase dimana dibandingkan dengan nilai kemampuan awal mahasiswa pada semester sebelumnya. Demikian juga untuk hasil penskoran observasi kemampuan pemecahan masalah, data-data yang diperoleh dibuat dalam tabulasi, dilakukan penilaian dan dihitung persentase skornya. Secara kualitatif, dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan untuk memberikan gambaran secara jelas.
1) Prestasi Mahasiswa
Hasil Analisa data pada siklus I materi matematika terapan 2 materi turunan, dari hasil evaluasi menunjukkan nilai rata-rata 66,88 dengan prosentase ketuntasan 56% ini menunjukkan belum tercapai target yang telah ditentukan, jadi nilai minimal adalah 70 dan ketuntasan hasil belajar 85%. Dari hasil refleksi disimpulkan terdapat beberapa kesulitan yang dihadadpi oleh mahasiswa terkait evaluasi dalam bentuk soal penyelesaian turunan dengan definisi, dan soal turunan tingkat tinggi. Sehingga belum mencapai ketuntasan dan dilanjutkan siklus II dengan koordinasi dengan observer dosen dan memberlakukan media pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi dengan sofwere komputasi dan web lebih dominan.
Pada siklus II setelah dilakukan proses pembelajaran mahasiswa diberikan lembar kerja berisi soal – soal integral yang diselesaikan dengan cara kelompok dan individu, dimana di harapkan dengan peningkatan kemampuan mahasiswa di level kelompok nanti pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan individu masing – masing. Dan setelah dilakukan evaluasi pada siklus 2 diperoleh rata – rata nilai mahasiswa adalah 78,27 dengan prosentase ketuntasan 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar adalah 78,54 % dengan peningkatan rata – rata 17,03%.
2) Aktifitas Mahasiswa
Pada aktifitas belajar mahasiswa dari siklus pertsama dan II mengalami perubahan semakin baik, dapat dilihat pada siklus pertama dari 36% pada siklus pertama meningkat menjadi 84% pada siklus II dan dapat ditarik kesimpulan mahasiswa aktif dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam proses peningkatan aktifitas mahasiswa dimana komponen tersebut karena inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada problem based learning dengan melihat hasil analisa aktifitas mahasiswa mampu meningkatkan kualitas aktifitas mahasiswa serta mempermudah dosen memberdayakan mahasiswa, mengetahui perbedaaan karakter mahasiswa, sehingga membuat suasana belajar kreatif, aktif dan menyenangkan, hal ini menjadi faktor utama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Dengan adanya lembar kerja yang mengarahkan pada aplikasi mata kuliah matematika terapan 2 dalam kehidupan sehari – hari menjadi salah satu hal penting dalam memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan rasa keingintahuan mereka dan sikap kritis mereka(Qurohman, 2017b). Kesadaran dalam menciptkan kelompok – kelompok belajar yang dibarengi dengan pemberian tugas dengan tujuan untuk mengkontruksi pemahaman mahasiswa terkait dengan matakuliah matematika terapan 2 dengan materi turunan dan integral. Kemudian pada tahap berikutnya mahasiswa akan berusaha mencapai tujuan belajar, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan untuk membangun pengalaman yang dinamis. Kemampuan dosen dalam mengaitkan materi perkulihan dengan kehidupan nyata secara konstektual membantu mahasiswa untuk memahami matakuliah yang sedang dipelajarinya (Qurohman, 2017a).
3) Minat Mahasiswa
Dengan diterapkan metode inovasi pembelajaran problem based learning terintegrasi teknologi komunikasi dan informasi (TIK) pada matakuliah matematika terapan 2, terlihat terdapat peningkatan minat. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya motivasi, lingkungan, pengalaman, pemahaman dan faktor dari Dosen itu sendiri, melalui penerapan pembelajaran problem based learning terintegrasi TIK mahasiswa merasakan setiap evaluasi dan pengalaman belajar sangat berharga, dan mereka benar – benar mengalaminya sendiri. Hal ini sesuai dengan komponen utama dari inovasi pembelajaran problem based learning dimana penilaian mengukur semua aspek pembelajaran seperti : kinerja, proses dan produk yang dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung (Baharun & Adhimiy, 2018). Serta tugas – tugas yang diberikan mahasiswa dengan selalu mengedepankan pengalaman kehidupan sehari – hari yang selalu dikaitkan dengan mata pelajaran/matakuliah(Yadav, Subedi, Lundeberg, & Bunting, 2011).
Secara umum peningkatan prestasi mahasiswa pada matakuliah matematika terapan 2 ini diikuti dengan peningkatan aktifitas dan minat mahasiswa. Sehingga dengan menerapkan pembelajaran problem based learning dalam matakuliah matematika terapan 2 dapat mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga pemhaman konsep dapat dapat diterima dengan baik. Dengan demikian pembelajaran Problem based learning terintegrasi TIK dapat diterapkan dan efektif pada matakuliah matematika terapan 2.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan inovasi model pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti. (Masitoh & Fitriyani, 2018) melakukan penelitian terkait yaitu Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning pada mahasiswa Program Studi Teknik Mesin. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa keuntungan belajar mahasiswa dari PBL dua kali lipat dari pelajaran konvensional.
Penelitian terkait juga menyimpulkan bahwa multiple intelligences matematis logis memberikan prestasi belajar sama baiknya dengan kategori multiple intelligences interpersonal pada peserta didik yang menggunakan model pembelajaran PBL (Fatimah, 2012). Artinya selain prestasi belajar juga dapat mendapat pengaruh yang baik ketika diberikan penerapan model pembelajaran PBL sama halnya dalam penelitian ini PBL dengan bantuan TIK dapat memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan minat dan aktvitas belajar, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar.